Secara kebahasaan, menyebut kelompok masyarakat yang tinggal di sekitar gunung Bromo di Jawa Timur dengan sebutan masyarakat Tengger atau Wong (orang) Tengger sudah menjadi kelaziman dalam beragam perbincangan di ranah formal akademis, informal atau bahkan non formal sekalipun. Secara terminologis, label wong Tengger tidak menjadi penanda verbal yang menunjuk pada satu suku tertentu namun lebih pada sebuah entitas kultural yang berpusat di sekitaran Gunung Bromo terbentang secara administratif dari Kabupaten Lumajang sebelah barat hingga Kabupaten Malang sebelah timur. Sebuah entitas yang diikat oleh dan mengikatkan diri pada sakralitas-metafisik Gunung Bromo yang termanifestasi dalam beragam tradisi.
Secara kebahasaan, menyebut kelompok masyarakat yang tinggal di sekitar gunung Bromo di Jawa Timur dengan sebutan masyarakat Tengger atau Wong (orang) Tengger sudah menjadi kelaziman dalam beragam perbincangan di ranah formal akademis, informal atau bahkan non formal sekalipun. Secara terminologis, label wong Tengger tidak menjadi penanda verbal yang menunjuk pada satu suku tertentu namun lebih pada sebuah entitas kultural yang berpusat di sekitaran Gunung Bromo terbentang secara administratif dari Kabupaten Lumajang sebelah barat hingga Kabupaten Malang sebelah timur. Sebuah entitas yang diikat oleh dan mengikatkan diri pada sakralitas-metafisik Gunung Bromo yang termanifestasi dalam beragam tradisi.